Postinor-2: Kontrasepsi Darurat yang Efektif

Hello Sobat SehatFarma, kontrasepsi darurat seringkali dibutuhkan saat kondom bocor atau terlepas, atau saat hubungan seks dilakukan tanpa perlindungan. Salah satu produk kontrasepsi darurat yang dikenal luas adalah Postinor-2. Artikel ini akan membahas tentang kegunaan Postinor-2, dosis dan cara penggunaannya, cara penyimpanannya, efek samping dan kontraindikasinya, serta larangan selama penggunaannya.

Kegunaan Postinor-2

Postinor-2 adalah jenis kontrasepsi darurat yang mengandung hormon sintetis yang serupa dengan hormon progesteron. Kegunaannya adalah untuk mencegah kehamilan setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan atau saat kondom bocor atau terlepas. Postinor-2 juga dapat digunakan sebagai tindakan preventif setelah pemerkosaan atau insiden pelecehan seksual.

Kandungan Dosis & Cara Penggunaan Postinor-2

Postinor-2 mengandung 750 mikrogram levonorgestrel, yang harus diminum sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan atau saat kondom bocor atau terlepas. Dosis kedua harus diambil 12 jam setelah dosis pertama, sehingga total dosis yang dikonsumsi dalam satu siklus adalah 1,5 mg. Postinor-2 harus diminum secara oral, dengan air, dan harus diambil tanpa makanan.

Cara Penyimpanan Postinor-2

Postinor-2 harus disimpan pada suhu ruangan, tidak melebihi 25°C, dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung atau kelembapan yang tinggi. Postinor-2 juga harus disimpan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak atau binatang peliharaan.

Efek Samping dan Kontraindikasi Postinor-2

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Postinor-2 adalah mual, muntah, diare, sakit kepala, perut kembung, pusing, dan menstruasi yang tidak teratur. Efek samping tersebut biasanya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika efek samping yang muncul sangat mengganggu, segera konsultasikan ke dokter.

Selain itu, ada beberapa kondisi medis yang menjadi kontraindikasi penggunaan Postinor-2, yaitu:

  • alergi terhadap levonorgestrel atau komponen lain yang terdapat dalam Postinor-2;
  • sedang hamil atau mencoba untuk hamil;
  • sedang menyusui;
  • memiliki gangguan hati atau penyakit kuning;
  • memiliki riwayat penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan Postinor-2, seperti obat untuk epilepsi atau obat-obatan yang mengandung eritromisin.

Larangan selama penggunaan Postinor-2

Selama menggunakan Postinor-2, ada beberapa larangan yang harus diperhatikan, yaitu:

  • tidak boleh mengonsumsi alkohol;
  • tidak boleh merokok;
  • tidak boleh minum obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi efektivitas Postinor-2, seperti obat untuk gangguan pencernaan atau obat yang mengandung rifampisin;
  • tidak boleh mengonsumsi suplemen vitamin A dalam dosis tinggi.

FAQ

1. Berapa efektivitas Postinor-2 dalam mencegah kehamilan?

Postinor-2 memiliki efektivitas sekitar 85% jika dikonsumsi dalam waktu 72 jam setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan atau saat kondom bocor atau terlepas. Namun, semakin cepat mengonsumsi Postinor-2 setelah insiden tersebut, semakin tinggi efektivitasnya.

2. Apakah Postinor-2 dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi rutin?

Tidak, Postinor-2 hanya boleh digunakan sebagai kontrasepsi darurat, bukan sebagai metode kontrasepsi rutin. Jika ingin menggunakan metode kontrasepsi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang tepat.

3. Apakah Postinor-2 dapat digunakan oleh semua orang?

Tidak, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa kondisi medis yang menjadi kontraindikasi penggunaan Postinor-2. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi Postinor-2, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Kesimpulan

Postinor-2 adalah jenis kontrasepsi darurat yang efektif dalam mencegah kehamilan setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan atau saat kondom bocor atau terlepas. Namun, penggunaan Postinor-2 harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya dalam kondisi darurat saja. Jika ingin menggunakan metode kontrasepsi yang lebih efektif dan aman, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.