Rifampicin: Obat Antibiotik untuk Menangani Infeksi Bakteri

Hello Sobat SehatFarma, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai rifampicin, salah satu jenis obat antibiotik yang sering digunakan untuk menangani infeksi bakteri. Rifampicin termasuk ke dalam golongan antibiotik bakterisida, yaitu obat yang dapat membunuh bakteri penyebab infeksi. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kegunaan, dosis, cara penggunaan, penyimpanan, efek samping, dan kontraindikasi rifampicin.

Kegunaan Rifampicin

Rifampicin sering digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, seperti tuberkulosis (TBC), lepra, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada tulang dan sendi. Rifampicin juga dapat digunakan sebagai obat pencegah terhadap penyebaran TBC pada orang yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC.

Kandungan Dosis & Cara Penggunaan Rifampicin

Dosis rifampicin yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis infeksi, usia, berat badan, dan kondisi kesehatan pasien. Biasanya, dosis rifampicin yang diberikan untuk pengobatan TBC adalah sekitar 10 mg/kg berat badan per hari, dengan dosis maksimal 600 mg per hari. Sedangkan untuk infeksi lainnya, dosis rifampicin yang diberikan dapat bervariasi antara 150-600 mg per hari.

Rifampicin dapat diberikan secara oral atau intravena. Untuk penggunaan oral, rifampicin sebaiknya diminum dengan air putih setidaknya 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau memecah tablet rifampicin, karena ini dapat mengurangi efektivitas obat.

Cara Penyimpanan Rifampicin

Rifampicin sebaiknya disimpan pada suhu kamar, jauh dari paparan sinar matahari langsung dan kelembapan. Jangan menyimpan rifampicin di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin, seperti di dalam mobil atau lemari es. Selalu simpan rifampicin di dalam kemasan aslinya dan jauh dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping dan Kontraindikasi Rifampicin

Seperti halnya obat-obatan lainnya, rifampicin juga dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain mual, muntah, diare, sakit perut, ruam kulit, dan gangguan fungsi hati. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter atau apoteker untuk mendapatkan nasihat lebih lanjut.

Rifampicin juga memiliki beberapa kontraindikasi, yaitu pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap rifampicin atau jenis antibiotik lainnya, serta pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat. Selain itu, rifampicin juga tidak boleh digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat, seperti antiretroviral, antikoagulan, dan beberapa jenis obat untuk mengobati gangguan jantung.

Larangan selama penggunaan Rifampicin

Selama menggunakan rifampicin, sebaiknya hindari konsumsi alkohol dan jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan ekstra, karena rifampicin dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Selain itu, hindari juga penggunaan obat-obatan atau suplemen tambahan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.

Kesimpulan

Rifampicin merupakan jenis obat antibiotik yang efektif untuk menangani berbagai jenis infeksi bakteri, seperti TBC, lepra, dan infeksi saluran kemih. Namun, penggunaan rifampicin harus dilakukan dengan resep dokter dan tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika Anda mengalami efek samping atau memiliki pertanyaan mengenai penggunaan rifampicin.

FAQ

1. Apa yang harus dilakukan jika terlewat satu dosis rifampicin?

Jika terlewat satu dosis rifampicin, sebaiknya segera minum dosis yang terlewat begitu Anda ingat. Namun, jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, jangan menggandakan dosis yang terlewat.

2. Apakah rifampicin dapat menyebabkan ketergantungan?

Tidak, rifampicin bukanlah obat yang dapat menyebabkan ketergantungan.

3. Apakah rifampicin aman digunakan oleh ibu hamil atau menyusui?

Sebaiknya ibu hamil atau menyusui tidak mengonsumsi rifampicin tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, karena rifampicin dapat memengaruhi kesehatan janin atau bayi yang sedang disusui.